12 Jul 2011

Ratna Sahabat Kecilku (my cerpen)

Hari ini tepat lima tahun Ratna meninggal, Dania berniat pergi ke makam Ratna. Masih teringat jelas dalam ingatan Dania kejadian lima tahun lalu.saat itu Dania dan Ratna masih berumur tujuh tahun.
Pada waktu itu, Ratna dan Dania sedang bermain bola di halaman rumah Dania. Tanpa sengaja bola melambung tinggi dan ke luar dari halaman rumah Dania. Pada saat Ratna ke luar dan akan mengambil bola yang jatuh di jalan tiba-tiba ada sepeda motor melaju kencang ke arah Ratna. Dan…
“Ratna! Awas!” teriak Dania
Ratna yang waktu itu akan menyebrang tidak melihat ada motor yang akan lewat. “Aaaaa…!!!” teriak Ratna dan ia pun langsung terjatuh. Sedangkan pengendara motor pun langsung pergi tanpa memperdulikan Ratna.
“Ratna ayo bangun jangan tinggalkan aku”, Dania menagis dan bergegas memanggil mamanya. “Mama ayo cepat ikut Dania! Gawat, Ma! Ayo cepat!”
“Iya, iya sebentar. Ada apa sih Dania? Kok Dania panik banget, Nak?” Mama Dania pun ikut panik.
“Udah ayo, Ma! Cepet ikut Dania!”
Setelah keluar rumah mama Dania sangat terkejut melihat Ratna.
“Astagfirullohal’adzim! Ratna kenapa nak?” tanya Mama kaget.
“Tertabrak motor, Ma,” kata Dania di sela-sela tangisnya.
“Ya sudah ayo cepat bawa dia ke rumah sakit” ajak Mama Dania
Mama Dania kemudian pergi ke garasi dan bergegas mengambil mobilnya. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Dania terus menangis sambil mengelus kepala Ratna yang berada di pangkuannya.
            “Ratna, ayo bangun, kamu harus bangun dan kamu harus kuat... Kamu nggak boleh tinggalin aku...” ucap Dania sambil terus menangis.
            Setibanya di rumah sakit, Mama Dania bergegas mencari dokter.
            “Dok, tolong bantu putri saya dok,” pinta Mama Dania
            “Baiklah, tapi anda tolong tunggu di sini dulu.” kata dokter itu
            “Ma, nggak mau, Ma! Dania mau sama Ratna! Dania nggak mau di sini, Ma!” Dania mengelak, tetapi Mamanya menahan Dania untuk masuk ke dalam ruang UGD.
            Setelah Dania tenang, Mamanya pun menelpon orang tua Ratna.
            “Halo, dengan Ibu Dewi?” kata Mama
            “Iya, saya sendiri, ada apa ya, Bu?” sahut suara di seberangnya
            “Mba, Ratna kecelakaan dan sekarang ada di Rumah Sakit ‘Kasih Ibu’, lebih baik Mba Dewi tenang dan segera ke Rumah Sakit.” Mama berbicara dengan lembut
            “Apa?!” Mama Ratna seakan tak percaya. Namun beliau mencoba tenang. “Baiklah, saya akan segera ke sana. Mba Rikha tunggu di sana ya!”
            “Oke, Mba.” sambungan telpon pun terputus.
Beberapa saat kemudian...
            Setelah orang tua Ratna tiba di Rumah Sakit, Mama Dania pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Orang tua Ratna mengerti. Saat dokter keluar dari ruang UGD, Dania, Mama Dania dan orang tua Ratna segera menghampirinya.
            “Dok, bagaimana keadaan putri saya, dok?” tanya Mama Ratna penasaran.
            “Putri Anda mengalami pendarahan di kepalanya mungkin karena benturan, tetapi sudah kami tangani. Dia jangan di ganggu dulu selama beberapa jam mendatang.” jelas dokter.
            “Alhamdulillah..” ucap Mama Ratna lega. “Terimakasih, dok”
            “Sama-sama, Bu. Baiklah, saya permisi dulu Pak, Bu.” pamit dokter.
            “Mangga, Dok.” sahut Mama Dania.
            Dania, Mama Dania dan orang tua Ratna selalu setia menjaga Ratna setiap hari. Bahkan setiap waktu Dania pergi ke Rumah Sakit. Dania dan Mamanya bergantian dengan orang tua Ratna saat menjaga Ratna.
            Betapa senang hati meraka ketika mendapat kabar bahwa Ratna sudah bisa keluar dari ruang UGD dan dipindahkan ke ruang rawat biasa. Terlebih Dania. Dia merasa sangat bahagia.
            Hari itu, orang tua Ratna, Dania dan Mamanya sedang berada di Rumah Sakit menunggu Ratna. Beberapa menit kemudian, Ratna pun sadar.
            “Dania.” ucap Ratna lirih.
            “Iya, aku di sini. Ada apa, Ratna?” sahut Dania.
            “Kalau aku pergi, kamu jaga Mama dan Papa aku ya?”
            “Nggak, Ratna! Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu! Kamu pasti bisa bertahan.”
            “Iya sayang. Ratna nggak boleh ngomong kayak gitu.” Mama Ratna menambahkan.
            “Ratna udah nggak kuat lagi, Ma.” Ratna berbicara dengan nafas terengah-engah. “Papa juga jaga diri baik-baik jangan lupa jaga Mama ya, Pa? Dan Dania, aku mau kamu janji sama aku kamu akan jaga Mama dan Papa aku.”
            “Iya sayang. Papa janji.” Papa Ratna membalas.
            “Iya aku janji, Rat.” jawab Dania.
            “Huuuuuufth...” Ratna menghembuskan nafass terakhirnya.
            “RATNAAAA!” Dania berteriak sambil menangis. “KAMU NGGAK BOLEH PERGI! AYO BANGUN!”
            “Dokter! Dokter!” Mama Dania memanggil dokter, sedangkan Mama Ratna sudah berada di pelukan Papa Ratna karena tak kuasa menahan tangis.
            Dokter pun tiba dan meminta semuanya keluar sehingga dokter dapat memeriksa Ratna.
            “Nggak! Nggak mau keluar! Aku mau di sini sama Ratna, Mama!” Dania memaksa namun dia di gendong Mamanya dan di ajak keluar.
            Namun, Tuhan telah berkehendak dan tak dapat di elakkan lagi. Ratna memang harus pergi di usianya yang masih 7 tahun.
            Betapa terpukulnya hati Mama Ratna. Terlebih karana Ratna adalah putri semata wayangnya. Dania juga tak kalah terpukul. Namun, Mama Dania dan Papa Ratna berusaha menenangkan hati Mama Ratna dan Dania supaya lebih tegar menghadapi cobaan tersebut.
            Setelah Ratna meninggal, Dania berusaha untuk menepati janji Ratna. Dania juga berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menjadi gadis yang lebih baik. Hingga saat ia berumur 12 tahun, Dania masih sering menginap di rumah orang tua Ratna.
            Saat ini, Dania, kedua orng tuanya dan orang tua Ratna akan pergi ke makam Ratna untuk berziarah.
            Ketika sampai di makam, Dania kemudian membacakan Surat Yasin untuk Ratna dan berdo’a. Dania juga sempat berbisik di samping makam.
            “Kamu yang tenang ya di sana. Aku di sini baik-baik aja kok. Aku juga udah dapet teman dan nggak sendiri lagi. Tapi, tetaap kamu yang ada di hatiku karena kamu sahabat sejatiku.” Dania berbisik, air matanya pun menetes.
            Dania berjanji akan menepati janjinya hingga akhir hayatnya...

=THE END=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar